Tema Kesehatan: Tantangan dan Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Nagari Malalak Timur
Nagari Malalak Timur, yang berada di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan wilayah yang kaya akan potensi alam serta kehidupan sosial-budaya yang kuat. Dengan ketinggian 800–1.000 meter di atas permukaan laut dan suhu udara sejuk 18–23°C, nagari ini terdiri dari lima jorong: Limo Badak, Saskand, Subarang Pakan Usang, Toboh Tangah, dan Bukik Malanca.
Meskipun memiliki lingkungan alami yang mendukung pola hidup sehat, masyarakat Nagari Malalak Timur masih menghadapi sejumlah tantangan di sektor kesehatan, mulai dari keterbatasan sarana kesehatan, hingga kondisi sanitasi lingkungan yang belum merata.
Fasilitas kesehatan yang tersedia terbatas pada posyandu dan beberapa sarana MCK. Belum adanya puskesmas pembantu maupun layanan kesehatan lanjutan di dalam nagari menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan yang memadai, terutama bagi lansia, ibu hamil, dan balita. Jarak ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap cukup jauh, dan akses jalan di beberapa jorong masih rusak, sehingga menyulitkan mobilitas dalam kondisi darurat.
Sumber air bersih seperti mata air dan anak sungai memang melimpah, namun distribusinya belum merata ke seluruh wilayah, terutama yang berada di ketinggian. Hal ini menyebabkan masih ada keluarga yang belum mendapatkan akses air bersih yang layak. Selain itu, sebagian masyarakat masih menggunakan MCK bersama dan sanitasi terbuka, yang berisiko menimbulkan penyakit seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi saluran pernapasan.
Di bidang kesehatan lingkungan, masyarakat menghadapi tantangan dalam pengelolaan limbah rumah tangga dan pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar. Kurangnya edukasi mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pencegahan penyakit menular menjadi perhatian utama, terutama di kalangan anak-anak dan ibu rumah tangga.
Masyarakat Nagari Malalak Timur dikenal menjunjung tinggi nilai adat dan keagamaan. Ini dapat menjadi modal sosial untuk mendukung edukasi dan promosi kesehatan. Forum seperti wirid nagari, didikan subuh, dan musyawarah adat dapat diarahkan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara berkala, misalnya tentang pentingnya imunisasi, pencegahan stunting, atau kesehatan reproduksi remaja.
Pola hidup masyarakat yang masih sangat bergantung pada sektor pertanian juga menyimpan potensi risiko kesehatan, seperti cedera kerja, paparan zat kimia, atau beban kerja fisik yang tinggi tanpa perlindungan yang memadai. Belum banyak sosialisasi tentang keselamatan kerja bagi petani dan pelaku UKM di nagari ini.
Sementara itu, pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah dasar dan PAUD masih terbatas karena minimnya fasilitas pendukung seperti toilet yang bersih, tempat cuci tangan, dan pelatihan guru tentang kebersihan dan gizi. Perlu ada peningkatan kerja sama antara pihak sekolah, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat untuk memperkuat pendidikan kesehatan sejak dini.
Meskipun berbagai lembaga seperti PKK, KAN, Bamus, dan tokoh adat aktif dalam kehidupan sosial, kolaborasi lintas sektor untuk program kesehatan masyarakat masih perlu diperkuat. Kegiatan seperti pemeriksaan kesehatan rutin, penyuluhan gizi, serta program pencegahan penyakit tidak menular (seperti hipertensi dan diabetes) belum merata di seluruh jorong.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Nagari Malalak Timur, diperlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan penguatan fasilitas kesehatan, pemerataan akses air bersih dan sanitasi, edukasi masyarakat melalui pendekatan adat dan agama, serta peningkatan kapasitas kader kesehatan lokal. Kesehatan yang baik akan menjadi fondasi penting dalam mendukung kesejahteraan dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar